Posted by : Intan yolanda
Minggu, 09 April 2017
MOTIVASI,PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN
MOTIVASI
APA
ITU MOTIVASI?
Motivasi
adalah proses yang memberi semangat,arah, dan kegigihan perilaku. Artinya,
perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan
bertahan lama. Jadi motivasi adalah untuk memberi tujuan bagi hidupnya dengan
membantu orang lain yang punya masalah.
PERSPEKTIF TENTANG MOTIVASI
1.perspektif
behavioral
Menekankan
imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid.
Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat
memotivasi murid. Misalnya memberi kehormatan.
2.perspektif
humanistis
Menekankan
pada kapasitas murid untuk mengembangakan kepribadian, kebebasan untuk memilih
nasib mereka dan aktualisasi diri.
3.perspektif
kognitif
Pemikiran
positif akan memandu motivasi mereka.motivasi kompotensi yakni ide bahwa orang
termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia
mereka, dan memproses informasi secara efisien.
4.perspektif
sosial
Orang
ang termotivasi untuk berada di lingkungan sekitar orang banyak.
MOTIVASI UNTUK MERAIH SESUATU
Kita
mulai bagian ini dengan mengeksplorasi perbedaan kursial anatara motivasi
ekstrinsik (eksternal) dan motivasi intrinsik (internal).
Motivasi ekstrinsik dan intrinsik
Motivasi ekstrinsik
adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Misalnya murid
akan belajar lebih keras untuk mendapatkan nilai yang baik. Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan
sesuatu demi sesuatu itu sendiri. Misalnya murid melajar karena dia senang pada
mata pelajaran yang di ujikan itu.
Determinasi diri dan pilihan
personal dalam pandangan ini murid ingin percaya bahwa mereka
melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal.
Pengalaman optimal berupa
perasaan senang dan bahagia yang besar.
Imbalan ekstrinsik dan motivasi
intrinsik Akan tetapi
dalam situasi imbalan atau hadiah dapat melemahkan pembelajaran.
Proses kognitif lainnya:
1.atribusi
Adalah sebab-sebab yang di anggap menimbulkan hasil.
2.motivasi
untuk menguasai yang berhubungan erat dengan ide tentang motivasi intrinsik dan atribusi adalah konsep motivasi
penguasan.
3.self-efficacy
keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan memproduksi hasil positif.
4.menentukan
tujuan, perencanaan, dan monitoring diri.tujuan menentang adalah komitmen untuk
meningkatkan diri.
Kecemasan dan Prestasi
Kecemasan
adalah perasaan takut dan kegundahan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan.
Ekspektasi guru
Salah
satu strategi pembelajaran yang penting adalah memantau ekspetasi anda dan
pastikan anda mempunyai ekspetasi positif terhadap semua murid termasuk yang
berkemampuan rendah.
MOTIVASI, HUBUNGAN DAN KONTEKS
SOSIOKULTURAL
Motif sosial adalah
kebutuhan dan keinginan yang dikenal melalui pengalaman dengan dunia sosial.
Hubungan sosial
adalah hubungan murid dengan orang tua, teman sebaya, kawan, guru dan mentor
dan orang lain, dapat memengaruhi prestasi dan motivasi sosial mereka.
Konteks sosiokultural
pada bagian ini fokus pada bagaimana latar belakang status sosial ekonomi,
etnis, dan gender bisa mempengaruhi
motivasi dan prestasi. Fokus utamanya adalah pada diversitas.
MURID BERPRESTASI RENDAH DAN SULIT
DIDEKATI
Strategi
untuk meningkatkan motivasi dua jenis murid yang susah di dekati dan
berprestasi rendah:
Murid yang tidak bersemangat:
a.
murid jenis ini perlu terus menerus diyakinkan bahwa mereka bisa mencapai
tujuan.
b.Melakukan
metode pelatihan ulang kognitif seperti percakapan, atribusi, dan strategi
training.
c.Beri
mutid tugas yang menarik dan memicu rasa ingin tahu mereka.
d.
Beri sistem imbalan.
e.
Bantu murid menentukan tujuan.
f.Perkuat
asosiasi antara usaha dan harga diri.
g.
Dorong murid untuk memegang keyakinan positif terhadap kemampuan mereka
sendiri.
h.Tingkatkan
hubungan guru-murid dengan menekankan peran anda sebagai sumber daya manusia
yang akan membimbing mereka.
Murid yang tidak tertarik atau
teralienasi (terasing)
Problem
motivasi paling sulit adalah murid yang apatis, tidak tertarik belajar, atau
teralienasi atau menjauhkan diri dari pembelajaran sekolah. Berprestasi di
sekolah bagi mereka tidaklah penting. Untuk mendekati murid yang apatis ini
dibutuhkan usaha terus-menerus untuk mensosialisasikan kembali sikap mereka
terhadap prestasi sekolah.