Recent Blog post
Archive for 2017
TES STANDAR DAN PEMBELAJARAN
Tes standar
Tes yang
menggunakan prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya.
Tes standar bisa membandingkan kemampuan murid dan murid lain pada usia atau
level yang sama, dan dalam banyak kasus perbandingan ini dilakukan ditingkat
Nasional.
Tujuan Tes Standar
·
Memberikan iinformasi tentang kemajuan murid,
yang bersumber tentang seberapa baik prestasi dan kemampuan murid.
·
Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid
·
Memberikan bukti untuk menepatkan murid dalam
program kasus.
·
Memberikan informasi untuk merencanakan dan
meningkatkan pengajaran atau instruksi
·
Membantu administrator mengevaluasi program
·
Memberikan akuntabilitas, sekolah dan guru
diharapkan bertanggung jawab atas pengajaran muridnya.
Tes berbasis standar
Tes yang menilai kemampuan/keahlian yang
diharuskan dipunyai murid sebelum mereka naik kelas berikutnya atau
kelulusannya.
Tes berisiko tinggi
Menggunakan tes dengan cara sedemikian
rupa yang mengandung konsekuensi penting bagi murid,memengaruhi keputusan
seperti apakah murid itu akan naik kelas atau lulus.
Kriteria untuk Mengevaluasi Tes Standar
·
Kelompok normal: kelompok dari individu yang
sama yang sebelumnya telah diberi ujian
oleh penguji
·
Validitas: sejauh mana sebuah tes mengukur
apa-apa yang hendak diukur dan apakah inferensi tentang nilai tes itu akurat
atau tidak.
1.
Validitas isi: kemampuan tes untuk mencakup
sampel isi yang hendak diukur
2.
Validitas kriteria: kemampuan tes untuk
memprediksi kinerja murid saat diukur denganpenilaian atau kriteria lain
·
Rehabilitas: sejauh mana sebuah prosedur tes
bisa menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat direproduksi.
1.
Test-retest reliability: sejauh mana sebuah tes
menghasilkan kinerja yang sama ketika seorang siswa diberi tes yang sama dalam
dua kesempatan yang berbeda.
2.
Alternate-forms reliability: memberikan bentuk
tes yang berbeda dari tes yang sama dari dua kesempatan yang berbeda untuk
kelompok murid yang sama
3.
Split-half-reliability: nilai pada dua set item
itu dibandingkan guna menentukan seberapa konsistenkah kinerja murid di kedua
set itu
Tes Kecakapan Dan Prestasi
·
Tes kecakapan: tipe tes yang didesain guna
memprediksi kemampuan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau menguasai
sesuatu dengan pendidikan dan training tingkat lanjut.
·
Tes prestasi: tes yang dimaksud untuk mengukur
apa yang telah dipelajari atau keahlian apa yang telah dikuasai murid
Jenis-jenis Tes Prestasi Standar
·
Survey Batteries: adalah sekelompok tes pokok
persoalan individual yang didesain untuk murid level tertentu.
·
Tes untuk subjek spesifik: untuk menilai
keahlian dibidang tertentu seperti membaca atau matematika
·
Tes diagnostik
·
Menentukan kebutuhan pembelajaran spesifik dari
murid sehingga kebutuhan itu dapat dipenuhi melalui instruksi reguler atau
remedial
Ujian Negara Beresiko Tinggi
·
Keuntungan dan penggunaan tes berisiko tinggi:
a.
Meningkatkan kinerja murid
b.
Lebih banyak waktu untuk mengajarkan pelajaran
yang diujikan
c.
Ekspektasi tinggi untuk semua murid
d.
Identifikasi sekolah,guru, dan administrator
e.
Meningkatkan rasa percaya diri
·
Kritik terhadap ujian negara
a.
Mengumpulkan kurikulum dengan penekanan lebih
besar pada hafalan ketimbang keahlian berpikir dalam memecahkan masalah
b.
Guru mengajar demi ujian
c.
Deskriminasi terhadap murid dari status
sosioekonomi rendah dan minoritas
Peran Guru
Mempersiapkan murid untuk mengerjakan
ujian dan menginterprestasikan hasil
ujian dan menyampaikan hasil tes kepada orang tua.
·
Mempersiapkan murid untuk mengikuti tes standar
Adalah penting bagi semua murid untuk
diberi kesempatan mengeluarkan apa yang terbaik dari diri mereka.
·
Menjalankan tes standar
Diantaranya adalah cara mengatur ruang
tes,apa yang harus dilakukan murid saat mengerjakan tes, bagaimana
mendistribusikan lembar soal dan jawaban, dan bagaimana mengatur waktu tes
·
Memahami dan mengunterpretasikan hasil tes
a.
Stastistik deskriptif: prosedur matematika yang
dipakai untuk mendeskripsikan dan meringkas data
b.
Distribusi frekuendi: sebuah daftar nilai
biasanya dari tertinggi ke yang rendah sama berapa kali nilai itu muncul
c.
Histogram: distribusi frekuensi dalam bentuk
grafik
d.
Tendensi sentral: memberika informasi tentang
rata-rata pada data
e.
Mean: rata-rata numerik dari sekelompok nilai
f.
Median: nilai tengah dari nilai tertinggi ke terendah
g.
Mode: nilai yang paling serinhg muncul
h.
Range: selisih data
Isu utama dalam tes standar
·
Ada perselisihan pendapat tentang manfaat tes
standar versusnpenilaian alternatif seperti penilaian kinerja dan portofolio.
Beberapa guru percaya bahwa ujian negara beresiko tinggi harus mencakup penilaian
alternatif
·
Bias kultural adalah perhatian utama dalam tes
standar ini. Beberapa pakar percaya bahwa penilaian kinerja mengandung potensi
mengurangi bias dalam ujian
TES STANDAR DAN PEMBELAJARAN
PENGELOLAAN KELAS
Mengapa kelas perlu
dikelola secara efektif
Manajemem kelas
yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Para pakar
bidang manajemen kelas melaporkan bahwa ada perubahan dalam pemikiran tentang
cara terbaik untuk mengelola kelas,
manajemen kelas yang mengorientasikan murid pada sikap posif dan patuh pada
aturan ketet dapat melemahkan ketertiban murid dalam pembelajaran
aktif,pemikiran,dan konstruksi pengetahuan sosial.
Isi Manajemen di
Kelas Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
Di banding di SD,
problem sekolah menengah dapat lebih lama dan dalam dan karena lebih sulit
untuk dimodifikasi. Juga, problem disiplin di sekolah menengah biasanya lebih
berat, murid lebih mungkin membangkang pada aturan dan bahkan bertindak
bahaya.karena murid sekolah menengah punya keterampilan penalaran yang lebih
maju, mereka lebih menginginkan penjelasan yang lebih logis.
Kelas
Padat,Kompleks,dan Berpotensi Kacau
Dalam
menganalisis lingkungan kelas mendeskripsikan enam karakteristik yang
mereflkesikan dan potensi problemnya.
·
Kelas adalah multidimensional. Kelas adalah
setting untuk banyak aktifitas.
·
Aktivitas terjadi secara stimultan. Murid
mengerjakan tugas menulis dll.
·
Hal-hal yang terjadi secara cepat.kejadian
sering terjadi sehingga membutuhkan respon cepat. Misalnya murid yang sedang
bertengkar.
·
Kejadian sering kali tidak bisa diprediksi.
·
Hanya ada sedikit privasi.
·
Kelas punya sejarah. Murid punya kenangan
tentang apa yang terjadi di kelas pada waktu dahulu.
Penekanan pada Instruksi
dan Suasana Kelas yang Positif
Kini, yang di
tekan adalah cara mengembangkan dan memelihara lingkungan kelas yang positif
yang mendukung pembelajaran. Ini menggunakan strategi proaktif prevensif, bukan
menggunakan taktik disipliner reaktif.
Tujuan manajemen
kelas:
·
Membuat kelas sebagai tempat belajar
·
Menciptakan proses belajar efektif dalam kelas.
·
Menciptakan suasana kelas yang kondusif
senghingga terjadinya proses belajar.
·
Selalu berusaha agar siswa benar-benar aktif
belajar.
·
Mengupayakan suasana yang membantu proses
belajar menjadi lebih efektif dan efesien.
·
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas baik sebagai lingkungan belajar memungkinkan
siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
·
Menghilangkan berbagai hamabatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interaksi belajar mengajar yang efektif.
·
Membimbing
siswa
·
Menyediakan fasilitas sekolah.
Straregi manajemen kelas:
·
Mendesain lingkungan fisik untuk pembelajaran
yang optimal
·
Menciptakan lingkungan yang positif
·
Membangun dan menegakan aturan
·
Mengajak murid untuk bekerja sama
·
Mengatasi problem secara efektif
·
Menggunakan strategi komunikasi
Mendesain lingkungan fisik kelas
1.
Prinsip penataan kelas
·
Kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang.
·
Pasti bahwa anada dapat dengan mudah melihat
semua murid
·
Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus
mudah di akses.
·
Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua
presentasi kelas.
2.
Gaya penataan
·
Gaya auditorium: gaya susun kelas dimana semua
murid duduk menghadap guru.
·
Gaya tatap muka: dimana murid saling menghadap
·
Gaya off-set: biasanya tiga atau empat anak
duduk di bangku, tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain.
·
Gaya seminar: susunan berbentuk lingkaran atau
persegi atau bentuk U.
·
Gaya klaster: empat sampai delapan anak bekerja
dalam kelopok kecil.
Menciptakan Lingkungan Positif untuk
Pembelajaran
Strategi umum
·
Gaya manajemen kelas: guru yang melibatkan murid
dalam kerja sama give-and-take dan menunjukan sikap perhatian kepada mereka.
·
Gaya manajemen kelas otoritarian: gaya yang restriktif
dan punitif, guru sanggat mengekang dan mengontrol murid atau tidak banyak melakukan percakapan
dengan mereka.
·
Gaya manajemen kelas yang permisif: memberi
banyak otonomi pada murid tapi tidak memberi banyak dukungan untuk
mengembangkan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka
Mengajak murid untuk bekerja sama
·
Menjalin hubungan positif dengan murid
·
Mengajak murid untuk berbagi dan mengembangkan
tanggung jawab
·
Beri hadiah terhadap perilaku yang tepat
·
Memilih penguat yang efektif
·
Gunakan prompts dan shaping secara efektif
·
Gunakan hadian untuk memberi informasi tentang
penguasaan, bukan untuk mengontrol perilaku murid.
Menjadi komunikator yang baik
1.
Keterampilan berbicara
·
Berbicara di depan kelas dan murid
·
Bersikap tegas
·
Memberi ceramah yang efektif
2.
Keterampilan mendengar
·
Memberika perhatian cermat pada orang yang
sedang berbicara
·
Parafrasa
·
Sintesiskan tema dan pola
·
Beri umpan balik atau tanggapan dengan acara
yang kompeten.
3.
Berkomunikasi secara nonverbal
Berikut ini beberapa contoh perilaku umum yang dilakukan orang untuk
berkomunikasi secara nonverbal:
·
Mengangkat alis sebagai tanda tak percaya
·
Bersedekap untuk melindungi diri
·
Mengangkat pahu sebagai tanda tak peduli
·
Mengetukan jari tanda tak sabar
·
Menepuk dahi sebagai tanda lupa sesuatu.
PENGELOLAAN KELAS
PELAJAR YANG TIDAK BIASA
Istilah
“ketidakmampuan” (Disability) dan “cacat” (handicap). Kondisi ini bisa jadi di
sebabkan oleh masyarakat, lingkungan fisik, atau sikap orang tua itu sendiri.
Gangguan Indra
1.
Gangguan pengelihatan: anak yang buta secara edukasional
anak yang tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus
menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar.
2.
Gangguan pendengaran: anak yang tuli secara
lahir saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan berbicara dan bahasanya.
Gangguan Fisik
1.
Gangguan artopedik
Biasanya merupakan keterbatasan gerak atau
kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot,tulang, atau sendi.
2.
Cerebral palsy
Berupa lemahnya koordinasi otot,tubuh
sangat lemah dan goyah, bicaranya tidak jelas.
3.
Epilepsi
Gangguan saraf yang biasanya ditandai
dengan serangan terhadap sensori motor atau kejang-kejang.
Retardasi Mental
Kondisi sebelum usia 18 tahun yang
ditandai dengan rendahnya kecerdasan dan sulit beradaptasi dengan kehidupan
sehari-hari.
Penyebab retardasi mental
disebabkan oleh faktor genetik dang kerusakan otak.
1.
Down sindrome: bentuk retardasi mental yang
ditransmisikan secara genetik sebagai akibat adanya kromosom ekstra
2.
Fragile X syndrom: bentuk retardasi mental yang
ditransmisikan secara genetik sebagai akibat dari kromosom X yang tidak normal.
3.
Fetal alcohol sysndrome: ketidak normalan,
termasuk retardasi mental dan ketidak normalan wajah.
Gangguan Bicara dan Bahasa
1.
Gangguan artikulasi: problem dalam melafalkan
suara secara benar.
2.
Gangguan suara: gangguan dalam menghasilkan
ucapan.
3.
Gangguan kefasihan: gangguan yang biasanya
disebut gagap.
4.
Gangguan bahasa: kerusakan signifikan dalam
bahasa reseftif atau ekspresif anak.
5.
Bahasa reseptif: resepsi dan pemahan bahasa.
6.
Bahasa ekspresif: kemampuan menggunakan bahasa
untuk mengekspresikan pemikiran dan berkomunikasi dengan orang lain.
Ketidak mampuan Belajar
1.
Learning diasbility: ketidakmampuan dimana
anak:punya inteligensi normal atau diatas rata-rata,kesulitan pelajaran,tidak
punya problem seperti retardasi mental yang menyebabkan kesulitan.
2.
Dyslexia: kerusakan berat dalam kemampuan membaca
dan mengeja.
3.
Identifikasi:patokan awal untuk mencurigai bahwa
anak murid mengalami gangguan belajar adalah ketika murid masih sulit membaca
setelah masuk ke grade dua.
4. Strategi
intervensi: analisi untuk intervensi terhadap anak yang memiliki masalah
belajar ini dengan model kombinasi pengajarabn strategi da pengajaran langsung.
Gangguan Perilaku dan Emosional
Problem serius dan terus-menerus yang
berkaitan dengan hubungan,agresi,depresi,ketakutan yang berkaitan dengan
persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan dengan karakteristik
sosio-emosional.
Isu
Pendidikan yang Berkaitan dengan Anak yang Menderita Ketidakmampuan
Ketentuan hukum telah menyatakan bahwa
sekolah harus melayani semua anak yang mengalami gangguan.
Aspek Hukum
1.
Individual with Disabilities Education Act
(IDEA): pendidikan yang tepat dan rancangan pendidikan yang disesuaikan dengan
setiap anak
2.
Lest restrictive environment (LRE) sebuah
setting yang semirip mungkin dengan setting tempat mendidik anak yang menderita
ketidakmampuan.
3.
Inklusi: mendidik anak dengan pendidikan spesial
di kelas reguler
Penempatan dan Pelayanan
Penempatan anak dengan ketidakmampuan ini disusun
diri tempat yang kurang restriktif sampai ke yang paling restriktif
1.
Pengajaran tambahan di kelas reguler
2.
Sebagian waktu dihabiskan di sumber daya.
3.
Penempatan full-time dalam kelas pendidikan
khusus.
4.
Sekolah khusus.
5.
Intruksi rumah.
6.
Intruksi di rumah sakit atau institusi lain.
Pelayanan
1.
Guru kelas reguler.
2.
Guru sumber daya
3.
Guru pendidikan khusus.
4.
Pelayanan terkait.
5.
Konsultasi kolaboratif dan tim interaktif.
Orang Tua Sebagai mitra Pendidikan
Pendidikan dan penelitian semakin mengakui
pentingnya guru dan orang tua untuk bersama-sama membantu pembelajaran siswa
yang menderita ketidakmampuan.
Teknologi
IDEA termasuk amandemenya mengatakan
bahawa perangkat teknologi bisa disediakan untuk murid yang menderita
ketidakmampuan demi memastikan pendidikan yang gratis dan tepat. Teknologi
intruksional berupa berbagai tipe hardware dan software, dikombinasikan dengan
metode pengajaran yabg inpvatif, untuk mengkomodasi kebutuhan belajar di kelas.
Teknologi bantuan berupa beragam perangkat dan pelayanan untuk membantu murid
menderita ketidakmampuan agar bisa berkomunikasi di lingkungan mereka.